Btari dan impiannya
Btari Alana
Putri atau yang sering dipanggil Ana, ia adalah seorang gadis yang berparas
cantik, ia seorang siswa yang menduduki kelas 3 SMP, tak hanya berparas cantik
ia juga seorang anak perempuan yang rajin dan sangat pintar di kelasnya. Di
kelas akhir SMP ini ia bercita-cita akan melanjutkan Sekolah Menengah Atas atau
SMA nya di SMAN 1 Kedungwaru, karena ia ingin meraih mimpi di sekolah
impiannya.
Pagi yang
cerah, menyambut hangatnya jalanan pagi, Ana pergi ke sekolah dengan sepeda
lucunya itu, ia sangat bersemangat pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu.
Sesampainya di sekolah ia disambut hangat oleh teman-temannya. Jam 07.00 bel
pun berbunyi “Ting Ting Ting” menandakan sekolah sudah masuk, karena ini adalah
hari Senin sekolah Ana mengadakan upacara seperti biasanya, ia pun mengikuti
upacara dengan khitmad. Selesai upacara, ia pun mengikuti pembelajaran seperti
biasanya hingga sore hari. Jam 15.30 bel berbunyi kembali “Ting Ting Ting”
menandakan bel pulang sekolah. Tak kenal lelah, ia masih harus mengikuti bimbel
hingga jam 20.00 WIB.
Seminggu
berlalu, siswa/i kelas 3 SMP akan mengadakan Ujian Akhir Semester. Untuk
mengikuti ujian tersebut semua siswa/i harus menuntaskan semua tugas yang
diberikan oleh semua guru mapel agar dapat mengikuti ujian tersebut. Ana baru
ingat bahwa ada tugas yang belum terselesaikan karena kegiatan ekstra yang
banyak. Segera ia menyelesaikan tugasnya agar dapat mengikuti UAS, dan bisa
masuk ke SMA impiannya. SMAN 1 Kedungwaru atau sekolah impiannya, Ana memiliki
nilai rata-rata rapot yang tinggi, sehingga nilai UAS nya harus bagus.
Untuk meraih
mimpinya agar masuk ke sekolah jenjang berikutnya, ia berusaha mati-matian agar
mendapat nilai yang bagus. Hari Senin, Ujian Akhir Semester pun berlangsung,
Ana dapat mengikuti UAS dengan lancar hingga hari Sabtu. Seusai UAS, penerimaan
rapot pun dilaksanakan, hasil UAS Ana sangat memuaskan dan ia mendapat hadiah
dari orang tuanya untuk berlibur kemana pun yang ia mau.
1 bulan
kemudian, liburan akhir semester sudah selesai, sudah saatnya Ana harus
mendaftarkan dirinya untuk masuk ke sekolah jenjang berikutnya, ia pun
mendaftar di PPDB SMAN 1 Kedungwaru. Ana berhasil masuk di SMAN 1 Kedungwaru
berkat nilai raport nya yang bagus.
Masa MPLS
dimulai, Ana pun mengikuti MPLS dengan tertib, ia sangat senang bisa mengikuti
MPLS di SMA impiannya. Ana senang bisa menambah teman baru di sekolah barunya.
7 hari berlalu, MPLS pun berakhir ia sangat senang karena akan menambah teman
baru lagi di kelas barunya.
Pagi yang
hangat, Ana disambut oleh hangatnya matahari, ia berangkat sekolah dengan ceria,
akan menyambut teman-temannya, di sekolah ia mengikuti pembelajaran dengan
materi baru di SMA, ia masih sedikit bingung dengan materi baru walaupun
sebenarnya materinya sudah pernah diajar di jenjang sebelumnya.
Seminggu
berlalu, ia merasa kesulitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolahnya, Ana
tiba-tiba merasa malas dengan tugas-tugasnya yang sangat banyak, karena malas
dan ia tidak paham dengan materinya, Ana pergi keluar dengan niat untuk
menenangkan pikirannya, dan meninggalkan kewajibannya begitu saja.
Selang
beberapa hari, Ana masih saja tetap bermalas-malasan, ia tidak mau mengerjakan
tugas-tugasnya, sering bolos saat jam pelajaran, dan jadi sering di panggil BK,
karena perbuatannya itu, orang tua Ana di panggil ke BK, orang tua Ana merasa
kecewa dengan sifat Ana yang sekarang. Padahal dahulu anaknya sangat rajin dan
menjadi panutan di dalam kelasnya, namun di SMA ini ia malah berubah menjadi
seorang yang pemalas.
Orang tua
Ana akhirnya membantu Ana untuk mencari solusinya agar ia paham dengan materi
di sekolahnya, dengan bertukar ide mencari solusi, orang tua Ana berpedapat
bahwa Ana harus merasa enjoy dengan pelajarannya, merasa tidak terbebani dengan
mata pelajarannya. Ana pun merasa semangat lagi ketika ia ingat bahwa ia
bermimpi menjadi dokter, ia pun bertekad lagi untuk meraih mimpinya itu.
2 tahun
berlalu, Ana sekarang menginjak kelas 3 SMA, ia sedang mencari-cari beasiswa
fakultas kedokteran, ia belajar dengan sangat giat agar mendapat beasiswa di
universitas yang ia inginkan. Ujian pun sudah semakin dekat, ia sangat rajin
belajar agar ia mendapat nilai rapot yang memuaskan.
Seusai
ujian, ia mendapat nilai rapot yang sangat memuaskan yang memungkin ia bisa
masuk ke universitas yang ia inginkan. Akhirnya ia mendaftar di Universitas
Indonesia yang sudah ia impikan sejak dulu. Namun, di tolak, tidak usai sampai
disitu, ia terus berjuang untuk mendapatkan mimpinya.
Ia terus
mencoba-coba agar mendapat beasiswa, dan ia juga berdoa kepada tuhan agar
dilancarkan mencapai cita-citanya. Setelah ia berjuang belajar terus-menerus, akhirnya
ia mendapat pesan dari Universitas Indonesia bahwa ia diterima melalui
beasiswa. Ana merasa senang dengan hal itu. Segera Ana memberitahukan orang
tuanya bahwa ia mendapat beasiswa tersebut. Namun, ternyata orang tua Ana tidak
merasa senang dengan hal tersebut karena orang tuanya merasa khawatir jika Ana
harus berkuliah di kota yang jauh dari orang tuanya, dan orang tua Ana juga
takut dengan tugas-tugas yang banyak akan membuat Ana stress.
Ana sangat
ingin berkuliah di Universitas Indonesia apalagi mendapat beasiswa, dan orang
tua Ana tahu mendapatkan beasiswa tersebut sangat sulit. Ana pun menjelaskannya
“Bun, Izinin
aku kuliah di Jakarta ya… di universitas pilihanku sendiri” Kata Ana memohon
pada bunda. “Bunda bukan ngga ngizinin kamu tapi bunda khawatir
dengan pergaulan di luar sana” sahut bunda dengan raut wajah yang sedih. “Aku
pastiin aku bisa jaga diri bun, aku udah belajar buat semua ini bun” Jawab
Ana memastikan bunda. “bunda ngga mau ditinggalin sendiri disini na” Kata
bunda. “Bunda disini ngga sendiri, masih ada ayah kok disini, plis bun
izinin aku gapai cita-citaku ya, yakin sama aku kalau aku bisa ngeraih mimpi
aku jadi seorang dokter yang sukses” Jawab Ana meyakinkan bunda sekali
lagi. “Iya, bunda izinin.” Jawab bunda dengan senyuman hangat. “YAYY,
terimakasih bunda love you.” Jawab Ana sambil memeluk bunda.
Ana akhirnya
mepersiapkan semua hal-hal untuk keberangkatannya ke Jakarta untuk menempuh
pendidikannya.
Seminggu
kemudian….
Hari
Keberangkatan Ana pun tiba. Semua keluarganya berkumpul mengantarkan Ana ke
bandara Internasional Soekarno-Hatta dan memberi salam perpisahan. Orang tua
Ana merasa berat untuk melepaskan putrinya, untuk hidup sendiri di kota orang,
menempuh pendidikannya. Ana pun masih terasa sedih untuk meninggalkan orang
tuanya, namun ia harus kuat untuk meraih mimpinya.
Perjalanan
dari Tulungagung ke Jakarta, Ana mengendarai kereta selama 17 jam. Selama di
perjalanan Ana merasa bosan, akhirnya
Ana mencari makanan yang dijual di kereta. Setelah menemukan makanan Ana pun
kembali ke tempat duduknya untuk menikmati makanan yang sudah ia beli tadi sambil
memandangi pemandangan yang dilewati kereta tersebut. Ketika ia sedang
menikmati makananya tanpa sengaja seseorang lelaki muda menyenggol tangan Ana
yang membuat makanan yang ada di tangan Ana jatuh. “Eh, maaf saya ngga
sengaja, soalnya tadi ngga liat” Maaf seorang lelaki tersebut sambil
membantu membersihkan makanannya. “Ih, masnya gimana sih??!! Masa ngga liat
orang lagi makan enak enak gini di senggol gitu aja.” Ucap Ana kesal dengan
lelaki tersebut. “Yaudah mbaknya maunya gimana?saya turutin keinginan mbaknya”
Ujar sang lelaki tersebut. “Saya mau masnya gantiin makanan saya yang
udah jatuh.” Jawab Ana. “Iyaa… mbak, sekali lagi saya minta maaf.” Ucap
si lelaki tersebut dengan merasa bersalah.
Lelaki
tersebut akhirnya mengganti makanan Ana. “Ini mbak makanannya.” Ucap
lelaki tersebut. “Iya terimakasih” Jawab Ana dengan raut yang masih sedikit
kesal. “Ini dari tadi saya Cuma ngomong mbak terus, nama mbaknya siapa? Kalo
boleh kenal.” Kata lelaki tersebut. “Aku Ana, Btari Alana Putri” Jawab Ana
sambil berjabat tangan. “Aku Sean, Sean Jeandra” balas sean. “ngomong-ngomong
kamu ke Jakarta ada urusan apa na?” Tanya Sean. “soalnya aku habis ini
masuk kuliah ”Jawab Ana diiringi Sean yang mengangguk. Tidak terasa
perjalanan ini berlalu dengan cepat karena perbincangan mereka yang seru.
Sesampainya
Ana di Jakarta, ia memesan taksi online untuk menuju ke kos kosan Ana. Tibalah
hari dimana Ana akan memulai OSPEKnya, Ana menjalankan OSPEKnya dengan baik.
Seusainya OSPEK Ana beristirahat di kantin dan memesan makanan, sembari
menunggu makanannya ia melihat-lihat daerah kantin lainnya dan tanpa sengaja ia
bertemu Sean dan teman-temannya. “Loh, Sean bukan sih?” Tanya Ana pada
dirinya sendiri, Sean yang mendengar namanya disebut menoleh ke arah sumber
suara tersebut. “Eh, Ana ngapain kamu disini??”Tanya Sean kebingungan
“Aku disini lagi OSPEK, kamu??”Tanya Ana pada Sean “Aku juga lagi OSPEK”
Jawab Sean. Selama masa OSPEK mereka mulai dekat mulai dari mengerjakan tugas bareng, berangkat bareng
dan lain-lain.
Waktu pun
berlalu begitu cepat. Pada suatu pagi yang cerah di semester akhir Sean dan Ana
akan menemui dospem(dosen pembimbing)mereka, untuk berkonsultasi terkait dengan
skripsi mereka untuk mengikuti wisuda yang diadakan tahun berikutnya. Selama 7
semester, Ana dan Sean belajar bersama untuk mencapai ini semua.
Wisuda pun
dilaksanakan, seluruh orang tua wisudawan menghadiri acara resmi tersebut untuk
memberi apresiasi kepada putra/i mereka. Pada akhirnya mereka mendapat gelar
dr. mereka .
Komentar
Posting Komentar