HIDDING FEELING FOR HIM🌷


 Senang sekali rasanya bisa masuk SMAN 1 KEDUNGWARU sebagai salah satu murid dari SMA favorit itu. Aku berhasil masuk sekolah ini dengan adanya doa kedua orang tua ku. Walaupun aku tidak begitu menginginkan sekolah ini aku tetap bersyukur karena banyak orang yang menginginkannya namun mereka kurang beruntung.

Hari itu pun tiba, Hari dimana pertama kali aku merasakan MPLS karena waktu aku Sekolah Menengah Pertama aku tidak pernah merasakan MPLS. Di hari pertama MPLS ku, aku ditempatkan di kelas Gugus 3. Ketika itu aku masih bingung dengan bangunan sekolahnya, Sekolah itu sangat besar dan luas terdapat bangunan tinggi yang dimana pada bagian depan terdapat lobby dan ruang untuk guru SMAN 1 KEDUNGWARU. Sekolah itu juga memiliki lapangan yang luas serta ruang kelas yang nantinya digunakan untuk kelas 10,11, dan 12.

Aku pun memasuki ruang kelas yang merupakan kelas gugus 3. Pada saat itu, aku merasa sedikit malu dan takut. Tidak ada satu pun orang yang ku kenal dari kelas itu . Aku adalah seorang yang introvert alias pemalu aku tak tau bagaimana caranya untuk berkenalan dan mencari teman

Ketika aku duduk dan menaruh tas ku, ada seseorang yang ikut duduk di samping ku, ia pun menyapa dan mengajakku untuk berkenalan. "Hallo, boleh kenalan?" Kata orang itu sembari tersenyum kepada ku. "Hallo, boleh kok, nama mu siapa?" Kata ku dengan membalas sapaannya. "Nama ku Ghista" kata orang itu dengan menjulurkan tangannya

"Lohh nama kita sama, nama ku juga Gista tetapi tidak ada H nya" kata ku dengan Nada terkejut mendengar nama itu

kita berdua sama-sama terkejut karena memiliki nama yang sama. Kita pun menjadi lebih mengenal dan akrab, disaat yang bersamaan terlintas dipikiran ku "sepertinya aku pernah melihatnya" kata ku dalam hati. Tanpa berpikir panjang aku pun langsung bertanya padanya "Ghista, sepertinya aku pernah melihat mu, apakah kamu alumni SMPN 1 TULUNGAGUNG?" Kata ku ingin mencari tahu. "Ohh iya aku alumni dari sekolah itu" kata Ghista. "Wahh...benarkah? aku dulu juga alumni dari sekolah itu". Kata ku

Ghista pun bertanya kepada ku "aku tidak pernah melihat mu disekolah itu, memangnya kamu dari kelas apa?" "Aku dari kelas 9A, kalau kamu dari kelas apa?" Kata ku."Aku dari kelas 9B" kata Ghista, "Wahh... Ternyata kita memang tetangga kelas ya".

Ternyata dugaan ku benar aku pernah bertemu dia semasa SMP dulu dan pernah melihatnya bercanda dengan teman-temannya di depan kelas.

Disaat kita berbincang bincang ada seseorang yang masuk ruang kelas itu dan duduk tepat dibelakang ku. "Hai Devi" kata dhista menyapa orang yang duduk dibelakang ku. "Hai Ghista" kata orang itu yang menyapa Ghista ternyata mereka sudah saling kenal sebelum aku mengenalnya.

Di hari itu dimulainya kegiatan MPLS. Kita dikenalkan oleh kakak gugus kami yang dimana terdapat 2 kagus laki-laki dan perempuan, kagus laki-laki itu bernama kak Danta sedangkan kagus perempuan itu bernama kak Farah. Mereka menyuruh kami untuk memperkenalkan diri dari absen 1 hingga 35.

Seiring berjalannya waktu kami pun mulai saling kenal dan akrab satu sama lain. Di hari itu kami pun diberi tugas oleh kagus dan sekolah untuk membentuk kelompok yang nantinya kelompok itu akan ditunjuk untuk membuat yel-yel yang akan dipentaskan dan akan bersaing dengan gugus-gugus lain.

kelompok yel-yel ku pun bergegas untuk melakukan diskusi tentang konsep dan lagi apa yang cocok untuk dipentaskan. Tibalah hari itu, hari dimana seluruh gugus mulai gugus 1 hingga 12 mementaskan yel-yel yang mereka buat sendiri dalam 2 hari itu.

sebelum dipentaskannya yel-yel itu ketua kelompok diminta untuk mengambil nomor undian yang nantinya digunakan untuk nomor urutan menampilkan yel-yel. Gugus kami mendapat urutan tampil ketiga yang dimana membuat kami deg-degan dan panas dingin karena bisa dibilang urutan tampil kami lebih awal dibanding gugus-gugus lain.

Gugus ku pun tampil, lega rasanya bisa tampil tidak ada lagi beban yang ku tanggung lagi. Setelah kelompok ku tampil selanjutnya gantian gugus lain yang tampil, para siswa yang tidak dipilih dan yang tidak ikut tampil mereka ikut serta dalam menonton penampilan itu. Selesai kelompok gugus ku tampil kami melihat penampilan dari gugus gugus lain, di saat itu ada satu gugus yang penampilannya membuatku tertarik. Pada saat gugus itu menampilkan yel-yelnya ada seseorang yang membuatku tertuju padanya. Ia adalah Rajendra seorang laki-laki berkulit putih dan pesona yang mampu memikat banyak gadis. 

Rajendra adalah orang yang aku sukai semasa aku Sekolah Menengah Pertama. Ia memiliki paras yang mempesona sehingga aku bisa menyukainya Ia juga mahir dalam memainkan bola basket. Sesekali aku merasa senang dan ikut bangga ketika Ia menjuarai pertandingan antar SMP waktu itu. 

Semua rangkaian kegiatan MPLS itu pun selesai. Pada akhir acara kepala sekolah SMAN 1 KEDUNGWARU itu mengumumkan kepada para siswa dan siswi untuk menuju aula dengan bergantian. Aku, Ghista dan Devi merasa penasaran, "mengapa kita harus ke aula?" Kata didalam benak kita. 

Kami pun pergi menuju aula, setibanya di sana ternyata kami disuruh untuk melihat nama dan kelas yang akan kami tempati nanti. Aku berfikir bahwa gugus 3 akan selamanya menjadi kelas hingga kami kelas 12 nanti, ternyata aku salah gugus 3 hanyalah kelas sementara.

Saat itu aku dan teman-teman bergiliran untuk melihat nama-nama kami akan ditempatkan dikelas apa, Aku merasa sedih karena harus berpisah dengan teman-teman yang sudah membuatku nyaman. Hatiku sangat sedih terutama aku, Ghista dan Devi sudah sangat dekat kami tidak ingin pisah. Tibalah saat ku untuk melihat namaku ada dikelas mana. Ternyata aku ditempatkan dikelas 10-7 aku pun merasa bingung dan takut. "Nanti aku punya teman tidak ya" "siapa temanku nanti" kataku dalam hati merasa bingung dan takut.

Tidak lama Ghista pun menghampiri ku ia pun bertanya kepadaku "Gista kamu dapat kelas apa?" Katanya sambil menatapku "aku dapat kelas 10-7" kataku dengan wajah murung "Hah...serius aku juga dapat kelas 10-7" kata Ghista dengan wajah yang sangat bahagia dan sumringah. Aku pun terkejut mendengar bahwa ia mendapat kelas yang sama dengan ku. Namun, ada satu orang yang belum menghampiri yaitu Devi. "Devi mana ya?" Kata Ghista kepada ku "mungkin masih menunggu gilirannya" kata ku sembari menunggu Devi. Tidak lama kemudian Devi pun datang menghampiri kita berdua. Aku dan Ghista sangat berharap bahwa ia juga mendapatkan kelas yang sama. "Devi kamu dapat kelas apa?" Kata ku dengan penasaran "Aku dapat kelas 10-7" kata Devi. "Hah...beneran kamu 10-7?" "Aku dan Ghista juga dapat kelas yang sama" kata ku dengan nada sedikit keras. 

Seketika aku, Ghista dan Devi berubah dan tidak murung lagi, Ternyata hal baik datang kepada kami dan harapan kami selama ini terwujud bahwa kami bertiga ditempatkan di kelas yang sama yaitu kelas 10-7. Kami sangat bahagia mendengar hal tersebut. Namun aku tidak mendapatkan informasi di kelas mana Rajendra ditempatkan. 

Setelah selesai melihat pengumuman itu di aula aku bergegas untuk kembali di kelas Gugus 3, Teman-teman ku saling bertanya satu sama lain kelas apa yang mereka dapatkan. Ternyata mereka mendapat kelas yang berbeda-beda mereka merasa iri dengan kami bertiga yang mendapatkan kelas yang sama. Disatu sisi aku juga merasa sedih harus berpisah dengan teman-teman yang ada di gugus 3. Aku tidak akan lupa dengan suasana di kelas itu mereka sangat baik dan tidak pernah membeda-bedakan dalam berteman.

Setelah pengumuman itu para murid di kumpulkan di lapangan untuk mengunjungi kelas yang sudah diumumkan di aula tadi. Dari kelas 10-1 sampai 10-2 dipanggilnya satu-persatu. Kami di kenalkan oleh para bapa dan ibu guru yang akan membimbing kami , setelah tau bahwa walas kelas 10-7 adalah pak sinh kami diantar olehnya untuk menuju ruang kelas. Sesampainya dikelas itu pang sing memperkenalkan dirinya kepada kami. Setelah itu kami disuruh untuk kedepan kelas dan memperkenalkan diri masing-masing. 

Ketika perkenalan itu aku terkejut, ternyata Rajendra satu kelas dengan ku. Orang yang selama ini aku cari-cari. Aku merasa senang karena bisa satu kelas dengannya orang yang aku sukai selama ini. Sesi perkenalan itu pun selesai, kami diperbolehkan untuk pulang. 

2 Hari setelah kegiatan MPLS itu kami pun mulai sekolah seperti biasa. Seiring berjalannya waktu teman-teman yang ku kenal semakin banyak dan aku merasa tidak takut lagi berkenalan. Namun aku masih merasa malu dan gengsi dengan Rajendra aku sudah memendam lama rasa suka ku kepadanya.

Aku mencoba untuk berteman saja dengannya menurutku dengan menaruh rasa kepadanya hanya membuat perpecahan antar pertemanan nantinya. "Hai, nama mu siapa?" Kata Rajendra sambil menjulurkan tangan. Aku terkejut dengan tingkahnya yang mengajakku berkenalan. "Hai nama ku Ghista, senang bisa berkenalan denganmu" kataku sembari tersenyum menahan salting kala itu.

Kami pun berbincang - bincang sedikit hal itu membuat hatiku berkata lain. Yang pada awalnya aku ingin menutup hati untuknya sekarang seolah-olah ingin membukanya kembali.

Ia terus memanggil nama ku, Aku berfikir bahwa ia juga menyukaiku. Ternyata dugaan ku salah aku kira selama ini dia hanya baik kepada ku karena aku menganggap bahwa ia menyukaiku, ternyata ia memiliki kepribadian friendly yang baik dengan siapapun bukan hanya aku. Aku kala itu sempat merasa cemburu karena dia sangat dekat dengan siapapun termasuk perempuan. Ia bercanda tawa dengan teman-teman perempuannya. Hati ku merasa sakit Ia begitu friendly dengan para perempuan itu. Namun aku tidak bisa melakukan apapun, Aku hanyalah teman baginya tidak lebih dari itu.

Hari-hari ku kuhabiskan dengan memendam rasa suka kepadanya. Aku selalu mencuri-curi pandang dari kejauhan, selalu memperhatikan setiap gerak geriknya dan tingkahnya. Sampai suatu hari aku ketahuan melihatku memandangi Rajendra oleh Ghista dan Devi mereka selama ini mencurigai ku setiap kali aku memandangi Rajendra. "Gista... Kamu suka ya sama Rajendra?" Tanya Ghista dengan nada ngeledek , "Hah.. enggak tuh, ngapain juga aku suka dia" kata ku dengan menyembunyikan perasaanku "udahlah Gis tidak perlu ditutupi lagi kami tau kok kamu suka Rajendra" kata Devi yang sudah mengetahui perasaan ku selama ini.

Aku pun jujur kepada Ghista dan Devi tentang perasaanku dengan Rajendra.

Mereka pun tersenyum mendengar kejujuran ku mereka juga mendukung dan membantu ku agar aku bisa mendekatinya. 

Hari demi hari Rajendra pun menjadi akrab dengan ku yang awalnya masih malu-malu sekarang sudah biasa, Namun hatiku selalu berdetak setiap kali Ia mencoba berbicara dengan ku. Aku pun selalu bingung menjawab pertanyaan Rajendra. Tetapi, aku berusaha untuk selalu biasa saja dan tidak menganggapnya lebih dari teman. Aku tidak ingin ekspektasi ku jatuh begitu saja.

Ia memang seseorang yang famous Ia banyak disukai terutama oleh perempuan karena memang dia seorang atlet. Aku dengar bahwa dia disukai anak kelas sebelah. Pada saat itu aku tidak terlalu memperdulikan hal itu karena menurutku dia bukanlah orang yang gampang untuk didekati oleh perempuan. Aku pikir Rajendra tidak memperdulikan hal itu, Ternyata aku salah Ia menganggapi perempuan itu. Aku terkejut karena hal itu , Aku tidak mau sampai Dia dan perempuan itu dekat dan jadian. Akhirnya aku mencari tahu tentang perempuan itu. Ternyata aku mengenali perempuan itu, Namanya Ama Ia juga alumni dari SMP yang sama dengan ku dan Rajendra dulu. Aku sudah lama mengikuti akun Instagramnya dan kami follback-follback an. Melihat hal itu aku merasa benci kepada Ama, mengapa Ia harus menyukai orang yang sama seperti aku.

Aku pikir Ama akan berhenti untuk mengejar-ngejar Rajendra ternyata tidak. Ama selalu mengirimkan pesan kepada Rajendra tidak hanya itu Ia juga sering berjalan-jalan melewati kelasku dan Rajendra. Aku tau maksud Ama melakukan hal itu agar Rajendra menotice Ama. Aku mengetahui setiap gerak-geriknya Namun aku hanya melihatnya menurutku tidak ada hak untukku menghentikan apa yang dia lakukan.

Perasaan ku terus ku pendam rasa sakit ku terus ku tahan aku tidak ingin orang-orang didekatku tau bahwa aku menyukainya. Hanya diriku sendiri yang tau tentang ini. Suatu hari aku ingin menanyakan sesuatu kepada Ghista tentang Rajendra, ya benar Rajendra adalah teman satu kelas Ghista di sekolah menengah pertama itu, mereka sama-sama dari kelas 9B sedangkan aku berasal dari kelas 9A yang dimana kelas kita bertetangga. "Ghista, aku ingin menanyakan sesuatu" kata ku "boleh , tanya apa?" Kata Ghista. "Tentang Rajendra waktu SMP dia pernah dekat dengan seseorang tidak?" Kataku dengan penasaran "ohh..ada sih dia dulu punya hubungan dengan teman sekelas ku kata Ghista "oh..gitu ya" kata ku.

Mengetahui hal tersebut aku pun mencari tau tentang seseorang yang pernah menjalin hubungan dengannya, usaha ku pun berbuah hasil aku sudah tau siap orang itu, Namanya Risa Ia adalah mantan Rajendra Ia memang cantik tetapi tidak secantik perempuan lain, Aku kira Rajendra akan menyukai perempuan yang sangat cantik ternyata aku salah.

Ia sangat menghargai perempuan yang menyukainya bagaimana bentuk perempuan itu.

Melihat hal itu aku semakin yakin bahwa aku bisa mendapatkannya. Aku selalu berusaha agar Ia menotice ku hari-hari aku berusaha untuk mendekatinya. Aku juga selalu mendukung dan melihatnya ketika Ia bertanding bola basket. Tak peduli tenaga dan materi sebanyak apa yang ku habiskan yang penting Ia tau bahwa usaha ku kulakukan untuknya.


TAMAT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love, hold me tight

PERIHAL CINTA TAK HARUS JUMPA